Teknologi Retort: Pengertian, Proses, dan Keunggulannya

Teknologi Retort: Pengertian, Proses, dan Keunggulannya

Makanan dalam kemasan sangat berguna di masa sekarang, bisa sebagai stok di rumah, untuk bekal perjalanan, hingga untuk bantuan saat bencana alam atau keadaan darurat.

Adanya makanan dalam kemasan juga mempermudah distribusi makanan, misalnya kita bisa menikmati makanan khas Aceh tanpa harus terbang ke kotanya, begitu pula makanan internasional.

Salah satu teknologi yang membuat ini semua jadi mungkin adalah teknologi retort atau proses sterilisasi bertekanan dan suhu tinggi.

Pengertian teknologi retort

Retort adalah proses sterilisasi menggunakan suhu dan tekanan tinggi untuk membasmi mikroorganisme seperti bakteri patogen (yang menyebabkan penyakit) dan bakteri pembusuk (yang membusukkan makanan).

Proses ini kurang lebih membutuhkan suhu sekitar 121-131 derajat Celcius, selama waktu tertentu, tergantung dari bahan yang akan di sterilisasi.

Mesin retort disebut juga Autoclave atau Sterilizer dan dapat digunakan untuk mensterilisasikan makanan secara komersial setelah makanan dikemas dalam kemasan kedap udara.

Kemasan kedap udara makanan retort pun biasanya berbentuk kaleng, gelas kaca khusus, botol kaca/botol plastik khusus, tray ataupun pouch yang terbuat dari bahan aluminium dan plastik tertentu.

EatNow sendiri menggunakan kemasan retort pouch agar menu sehat EatNow dapat lebih mudah dikirim ke mana pun kamu berada!

Sebenarnya, retort sudah lama diterapkan pada makanan kaleng seperti sarden, tuna, dan manisan buah. Proses ini lah yang membuat makanan kaleng tersebut bisa awet hingga bertahun-tahun.

Bagaimana retort pouch ditemukan?

Kemasan retort pouch ini mulai fokus untuk dikembangkan pada awal 1950-an oleh lembaga U.S. Army Natick Development Center di Amerika Serikat.

Mulai 1960-an, kemasan retort pouch pun mulai dicoba untuk dipakai secara luas dan ternyata sangat disukai oleh masyarakat Amerika. Berbagai firma di Eropa dan Jepang pun segera berlomba-lomba untuk mendapatkan lisensi pengemasan retort pouch tersebut.

Sejak 1968, lembaga tersebut mulai menjalankan tes reliabilitas kemasan retort pouch dan menemukan bahwa kemasan retort pouch memiliki kualitas setara dengan kemasan kaleng. Oleh karena itu, di tahun 1974, lembaga pengesahan makanan dan obat-obatan di Amerika Serikat (Food and Drug Administration atau FDA) memberikan lampu hijau bagi kemasan retort pouch untuk pengemasan makanan hewani. Namun, sayangnya, setahun setelahnya FDA menarik putusan tersebut dengan alasan khawatir bahwa makanan dapat menyerap komponen polyester dan epoxy pada kemasan retort pouch.

Dua tahun kemudian, FDA akhirnya mengeluarkan peraturan ketat mengenai bahan-bahan apa saja yang boleh digunakan dalam memproduksi kemasan retort pouch beserta batas takaran untuk setiap bahan tersebut.

Untungnya, pada awal 1980-an perkembangan retort pouch pun terbantu dengan adanya perkembangan plastik pertama dengan komposisi pembatas yang tinggi bernama polypropylene/ethylene vinyl alcohol (EVOH) atau polypropylene/polyvinylidene chloride (PVDC). Kehadiran plastik polypropylene ini menjadikan retort pouch lebih terjamin keamanan dan kualitasnya.

Hari ini, kemasan retort pouch dibuat dari berbagai kombinasi lapisan yang tahan panas hingga setidaknya hingga 131 derajat Celcius.

Kemasan retort pouch juga diharuskan untuk memiliki kemampuan menyerap dan menahan panas, memiliki tingkat transmisi oksigen dan uap yang rendah, tidak menyerap bakteri, tahan lama, kokoh, dan sanggup untuk mengikuti serangkaian proses filling, sealing, pengolahan, sterilisasi, penyimpanan, dan distribusi.

Proses retort makanan

Berikut ini langkah-langkah sterilisasi makanan menggunakan mesin retort.

  1. Penyiapan makanan: makanan disiapkan dengan cara dimasak terlebih dahulu, untuk bahan yang lebih lunak bisa dimasak setengah matang.
  2. Pengemasan (filling and sealing): makanan dimasukan ke dalam kemasan retort pouch yang kedap udara, lalu ditutup rapat.
  3. Pengolahan dengan mesin retort: makanan dalam kemasan retort pouch dimasukan ke dalam mesin retort yang telah diatur temperatur, tekanan, dan durasinya.
  4. Pendinginan: setelah pemrosesan dalam mesin selesai, makanan dikeluarkan dari mesin retort dan memasuki proses cooling down untuk didinginkan.
  5. Karantina: makanan akan dikarantina selama 14 hari sebelum dinilai berhasil tidaknya proses sterilisasi.
  6. Uji laboratorium: sampel dari makanan yang telah dikarantina tersebut akan diuji kelayakannya di laboratorium.
  7. Penyimpanan: makanan kemudian disimpan di ruangan steril.
  8. Pendistribusian: makanan siap untuk didistribusikan dan dijual kepada konsumen.
  9. Penyajian: makanan dapat dimakan langsung atau dihangatkan menggunakan microwave (selama 1 menit) atau direbus langsung beserta pouch (selama 3 menit).

Keunggulan makanan retort

Dibandingkan makanan biasa, atau frozen food, makanan yang diproses dengan teknologi retort memiliki keunggulan, antara lain:

  • Makanan dapat langsung dikonsumsi, kapan saja dan di mana saja.
  • Proses penyajian/penghangatan makanan yang sangat singkat (cukup dipanaskan 1-3 menit).
  • Makanan dapat bertahan dalam suhu ruangan selama 1-2 tahun tanpa bahan pengawet.
  • Makanan sangat terjamin kebersihan dan tingkat keamanannya, sehingga makanan lebih sehat dan bermutu.
  • Kadar nutrisi makanan lebih terjaga karena penurunan nutrisi lebih sedikit dibandingkan dengan teknik pengolahan lainnya.
  • Rasa makanan lebih enak karena melalui teknologi retort makanan tidak terkena panas secara langsung.
  • Kemasan retort pouch yang ringan, hemat tempat, dan praktis untuk dibawa ke mana-mana.
  • Kemasan retort pouch mudah untuk dibuang sehingga tidak perlu mencuci banyak peralatan makan.
  • Kemasan retort pouch yang aman dan mudah untuk dibuka (hanya dengan disobek ataupun digunting).

Nah, kira-kira begitu lah pengertian, sejarah singkat, proses hingga manfaat retort! Gimana, sekarang udah yakin kalau produk EatNow benar-benar aman, kan?

Share this post